Guru, Masih Tanpa Tanda Jasa

Berkenaan dengan Peringatan Hari Guru, 25 Oktober silam, kru Tekad; Arista Risqunal Ula mewawancarai Sebastian Koti DI SPd MBA, Sekertaris Jenderal (Sekjen) Persatuan Guru Swasta Provinsi Riau (PGSPR). Tepatnya Rabu (26/10) lalu di Gedung Guru Riau.

Apa makna Hari Guru menurut Anda?
Makna Hari Guru adalah motivasi bagi guru dalam rangka meningkatkan kualitas menghadapi visi misi pendidikan di Riau. Pendidik sendiri juga harus membangun karakter. Jadi, tidak ada lagi guru tempo dulu yang main tempeleng (pukul, red) dan main cubit jika ada murid yang tidak mengerjakan tugas. Guru sekarang haruslah bisa membangun karakter yang baik pada murid-muridnya.

Menurut anda sosok guru yang sebenarnya itu seperti apa?
Menurut saya pribadi, sosok guru yang baik pertama adalah disiplin. Disiplin dalam waktu, dalam mengajar, dan dalam tugas. Contohnya, jika pukul 07.00 WIB sudah masuk, kita sebagai seorang guru sudah harus sampai pukul 06.30 WIB di sekolah. Sosok guru yang baik bukan hanya pandai mengajar, tetapi juga pandai menulis dan berorganisasi. Minimal mampu membuat tulisan atau wacana-wacana di koran-koran.

Contoh organisasi yang seperti apa?
Ada banyak organisasi guru, seperti Kerja Kelompok Guru (KKG), Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) dan dalam rangka HUT PGRI yang ke-66 ini, kita minta kepada kepala sekolah harus mengajar selama enam jam, itu peraturan dari Dinas Pendidikan. Jadi tidak ada lagi kepala sekolah yang tidak mengajar. Kalau belum bisa mengajar, berarti dia belum dikatakan guru yang sudah direformasi.

Menurut anda sebesar apa peran guru?
Peran guru sebenarnya ada dua. Pertama dia harus bisa menjadi contoh di dalam rumah tangga baik yang laki-laki maupun perempuan. Kedua adalah di sekolah, guru berperan sebagai orang tua dari siswa, tempat bertanya yang bisa membimbing murid-muridnya.

Sudahkah guru di Riau memenuhi standar sebagai seorang guru?
Menurut saya, guru di Riau ini belum mencapai standar terutama guru-guru swasta, baik dari sistem pengajaran maupun gajinya. Tetapi sudah ada yang mengarah kesana. Sudah ada yang mengajar menggunakan silabus atau pun Rencana Pembelajaran (RPP). Masalahnya terbesarnya sekarang adalah guru swasta honor yang masih perlu perhatian dari pemerintah. Sesuai dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Sidiknas) nomor 55 yang mengatakan bahwasannya pemerintah memberikan tunjangan khusus kepada guru di daerah khusus dan ayat 4-nya pemerintah memperhatikan kesejahteraan guru tentang subsidi kepada guru-guru swasta yang non PNS itu.

Dari fakta yang saat ini terjadi, apa yang perlu diperbaiki?
Dinas pendidikan harus transparan mengenai sosialisasi hingga ke tingkat dasar. Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 khususnya. Masih banyak guru yang tidak mengerti mengenai undang-undang maupun Sistem Pendidikan Nasional (Sidiknas). Kita minta juga pemerintah melakukan kaji ulang terhadap peraturan Nomor 12a tentang tranportasi guru swasta yang telah hilang yang sebelumnya pernah dinikmati tahun 2007-2008.

Apakah ada penghargaan bagi guru yang berprestasi?
Ada, pemerintah ada memberikan penghargaan seperti umroh. Adanya pemilihan guru teladan juga sebuah penghargaan. Namun saya minta perhatian pemerintah untuk anggaran, jangan ada hal yang menyimpang dengan guru swasta. Harusnya ada persamaan hak dalam penggunaan anggaran pemerintah antara swasta dan negeri.

Mengerti atau tidaknya seorang murid tergantung dari cara penyampaian seorang guru, jadi apa yang harus dilakukan oleh seorang guru?
Buatlah suasana di kelas itu jangan jenuh, kita bukan hanya mendidik anak di dalam kelas tapi juga di rumah. Jika ada murid yang salah jangan lagi beri sanksi yang sifanya fisik, tapi bisa memberi sanksi seperti tugas tambahan atau mencari buku di perpustakaan.

Bagaimana perkembangan pendidikan di Riau saat ini?
Sudah bagus, bisa kita lihat dari hasil ujian nasional, hanya saja dari pemerintah lagi bagaimana membantu guru dalam meningkatkan kesejahteraannya.

Acara apa yang akan dilaksanakan dalam rangka HUT PGRI yang ke-66 ini?
Sebelumnya, kita sudah rapat dalam rangka merayakan HUT PGRI yang ke-66. Rencananya kita akan mengadakan pertandingan olahraga dari Senin (21/11) mendatang yakni bola volly, tenis dan badmintoon, dan kesenian jika diperlukan. Puncaknya ditutup dengan gerak jalan santai pada Sabtu (26/11) mendatang. Perayaan HUT PGRI di Jakarta dirayakan pada 30 November. Kegiatan ini bukan untuk mencari prestasi tapi lebih untuk memeriahkan dan kebersamaan antarguru.

Pesan untuk guru yang ada di Riau?
Kami berpesan kepada guru-guru baik yang PNS atau non PNS, jadikanlah diri kita sebagai contoh teladan baik di dalam sekolah, masyarakat, bahkan di rumah tangga. Kedua, jadilah guru-guru yang betul-betul dengan ikhlas menyampaikan ilmu kepada siswa jangan sekedar hanya sebagai pelepas untuk tempat bertanya. Dan yang ketiga, harapan kepada pemerintah jangan ada lagi perbedaan antara PNS dan non PNS, karena seusai dengan UU Nomor 12 tahun 2005, guru itu sama, yang membedakan hanya status.***

Leave a comment